mencari referensi yang relevan
Nama : Putri Apriliani
NPM : 202246500803
Kelas : R3K
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Perbandingan 30 Artikel Meliputi
Objek, Teori/Pendekatan, Analisis, dan Kesimpulan
1. Analisis Visual Game Angry Birds dalam Teori Seni sebagai Bentuk
https://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/sinastra/article/view/6073
· Objek : Permainan Angry Birds
· Teori/Pendekatan : Teori Clive Bell dan Roger Fry
Mengeluarkan suatu cara pandang Formalisme yang mengatakan bahwa suatu karya seni dianggap indah apabila memiliki significant form, yaitu suatu kualitas tertentu yang dapat menimbulkan emosi pengamat saat melihat karya seni ini, emosi ini berbeda dengan emosi sehari-hari, dikatakan bahwa emosi yang dirasakan serupa dengan sebuah pengalaman rohani.
· Analisis :
Hasil penelitian ini difokuskan pada pemaparan visual dari game Angry Birds. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak aspek yang mempengaruhi visual suatu game agar menjadi menarik dan interaktif. Sayangnya, banyak orang yang kurang memperhatikan tampilan visual dari suatu game, mereka hanya terfokus pada misi untuk memenangkan game tersebut. Adanya tahapan proses pada game akan menciptakan ikatan, yang disebut pengalaman perendaman berbasis tantangan, di mana keterlibatan ini menuntut para pemain untuk memahami aturan permainan. Penelitian ini sebagian besar difokuskan pada studi tentang aspek visual dari sebuah game mobile untuk mengetahui adanya elemen- elemen yang mendukung suatu game agar menarik dan interaktif.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Peneliti melakukan penelitian terhadap visual game dari Angry Birds dengan menggunakan teori Clive Bell dan Roger Fry yang mengeluarkan suatu cara pandang Formalisme yang mengatakan bahwa suatu karya seni dianggap indah apabila memiliki significant form, yaitu suatu kualitas tertentu yang dapat menimbulkan emosi pengamat saat melihat karya seni ini. Dan ini karena banyaknya unsur bentuk atau visual yang dibahas. Selain itu, game ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat sehingga memudahkan peniliti dalam melakukan riset.
Sedangkan artikel saya membahas visual film dari Fantastic Planet dengan menggunakan teori Psikologis yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903) yang menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Serta Aliran Surealisme yaitu aliran yang menggambarkan kontradiksi antara konsep mimpi dan kenyataan dengan gambar yang menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin seperti mimpi dan alam bawah sadar manusia.
2. Analisis Gambar Karya Anak Usia Dini Berdasarkan Teori Perkembangan Seni Rupa Anak Viktor
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PW/article/view/1358
· Objek : Gambar Karya Anak Usia Dini
· Teori/Pendekatan : Teori Victor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain (Perkembangan Seni Rupa Anak Viktor)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap karya anak usia dini/PAUD dan dianalisis dengan teori Viktor dan Lambert maka dapat dilihat bahwa anak pada usia dini/ PAUD sedang berada dalam fase Masa Corengan dan Pra Bagan.
· Analisis :
Gambar anak usia dini/PAUD memiliki unsur visual dan juga nilai estetis tapi unsur visual dan nilai estetis itu tak dapat dilepaskan dari pemahaman atas perkembangan fisik dan psikologi mereka. Anak – anak usia dini/PAUD menggambar dalam fase pertumbuhan fisik seperti otot-otot motorik halus yang sedang bertumbuh. Pada saat otot-otot motorik halus mereka belum berfungsi sempurna layaknya orang dewasa. Mereka masih membutuhkan latihan salah satunya dengan jalan menuntun dan mengarahkan cara memegang alat gambar yang benar sehingga hal ini berpengaruh pada kualitas gambar yang dihasilkan.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Peneliti melakukan penelitian terhadap gambar anak usia dini/PAUD yang dimana seorang anak memiliki pandangannya dan makna tersendiri terhadap seni. Dengan teori perkembangan seni rupa anak viktor menurut Victor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain yang mejelaskan masa-masa perkembangan anak dan masa-masa perkembangan ini masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Berdasarkan hasil penelitian terhadap enam sampel gambar karya anak usia dini PAUD/TK dapat dianalisis unsur-unsur visualnya seperti garis, bangun/bidang dan warna. Berdasarkan hal tersebut pemlihan unsur yang mereka lakukan biasanya akan mengikuti dari keinginan anak untuk mengimitasi bentuk alam yang diketahuinya. Selain itu pemilihan unsur-unsur juga dilakukan berdasarkan kesenangan bathin pada saat anak itu berkarya.
Begitu pula dengan artikel saya yang meneliti visual film dari Fantastic Planet juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil visual yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
3. Seni Pertunjukan Tari Zapin Api Di Rupat Utara Bengkalis Provinsi Riau
https://mail.online-journal.unja.ac.id/titian/article/view/7030
· Objek : Seni Pertunjukan Tari Zapin
· Teori/Pendekatan : Teori seni pertunjukan menurut Curh, nt Sachs (tari) dan Alan P. Merriam (musik). Dan juga melakukan pendekatan etnokoreologi dan etnomusikologi.
· Analisis :
Tari zapin adalah salah satu jenis tarian yang ada di daearah Riau, hampir diseluruh kabupaten mempunyai tari zapin. Salah satunya tari zapin api, merupakan tradisi asli dari daerah Rupat Utara Tari zapin ini merupakan salah satu budaya lokal yang memiliki keunikan dan perbedaan dengan zapin lainnya. Tari Zapin Api adalah salah satu seni pertunjukan yang sangat terkenal di Kabupaten Bengkalis khususnya di daerah Rupat Utara. Tari Zapin Api merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan musik dalam penampilannya. Tari zapin ini sangat erat hubungannya dengan alat musik gambus,. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai Unsur-unsur Tari Dan Unsur-unsur Musik pada tari Zapin Api. Dengan tujuan untuk mengetahui unsur tari Zapin Api dan unsur-unsur Musik.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini meneliti pertunjukan tari zapin dengan teori seni pertunjukan (tari&musik) dan metode penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi dan etnomusikologi. Curh, nt Sachs mengutarakan, bahwa ada dua fungsi utama tari, yaitu untuk tujuan-tujuan magis dan sebagai tontonan. Hal ini juga berhubungan dengan teori dari Alan P. Merriam, 10 fungsi musik yaitu, pengungkapan emosional, pemuas rasa keindahan, hiburan, sarana komunikasi, persembahan simbolis, respon fisik, penguat norma-norma social, pengukuhan institusional dan upacara agama, sarana kelangsungan dan stabilitas kebudayaan, dan perekat masyarakat.
Begitu pula dengan artikel saya yang meneliti film Fantastic Planet yang dimana tujuan film tersebut memiliki pendekatan yang mungkin sama dengan fungsi-fungsi dari teori seni pertunjukan. Film juga sebuah pertunjukan, film sendiri memiliki definisi sebagai sebuah medium komunikasi audio visual yang tak hanya memberikan hiburan, tapi juga menawarkan informasi, dan bahkan bisa menyentuh emosi penontonnya.
4. Representasi Madura dalam Pertunjukan Seni Tari Sila Karya Hari Ghulur
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/article/view/13565
· Objek : Tari Sila Karya Hari Ghulur
· Teori/Pendekatan : Teori Semiotika Roland Barthes
Teori semiotika Roland Barthes dipahami sebagai sebuah teori yang memahami tanda sebagai produk dari relasi antara penanda dan petanda yang maknanya memiliki dua tingkat tataran, yakni tataran denotasi sebagai tingkat pertama makna tanda (Ekspresi), dan tataran konotasi yang merupakan tingkat kedua makna tanda (Konten).
· Analisis :
Berdasarkan analisis signifikasi ditemukan bahwa pertunjukan tari Sila karya Ghulur tidak hanya memiliki makna denotasi, tetapi juga makna konotasi. Adapun makna konotasi yang terdapat dalam pertunjukan tari tersebut merepresentasi masyarakat Madura sebagai masyarakat yang setiap anggotanya memiliki watak egaliter, berjiwa santri, dan memiliki kemampuan fisik yang tangguh.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Pada artikel ini peneliti berpendapat bahwa Pertunjukan Seni Tari Sila karya Hari Ghulur adalah hasil representasi dari masyarakat Madura.
Begitu pula dengan artikel saya yang meneliti film Fantastic Planet , dimana visual yang terdapat pada film tersebut banyak mengandung makna konotasi atau merepresentasikan hasil pemikiran si pembuat film berupa keadaan di sebuah Planet.
5. Analisis Karya Seni Bertemakan Toilet dalam Pandangan Teori Estetika Sehari-Hari
https://scholar.archive.org/work/fs2bidomjnh2xdlrwsk6g2tdea/access/wayback/http://www.jim.unindra.ac.id/index.php/vhdkv/article/download/3264/pdf
· Objek : Museum Mr. Toilet House
· Teori/Pendekatan : Menggunakan fenomenologi dan Estetika sosial sebagai metode penelitian
· Analisis :
Dari penelusuran terhadap karya-karya seni yang tidak biasa di Mr. Toilet House, penulis mengerti bahwa ketertarikan tidak selalu muncul karena keindahan. Sekalipun rasa muak dan jijik
yang muncul saat melihat sebuah karya seni, namun bukan berarti karya seni tersebut tidak menarik, sehingga direndahkan. Ketika suatu karya seni mampu memberikan sebuah efek pada penikmatnya dengan adanya penilaian dan persepsi dari mereka, maka di sanalah penulis melihat bahwa karya seni tersebut berhasil menyampaikan pesannya.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Pendekatan yang saya dapat dari artikel ini adalah metode Estetika sosial yang sangat erat kaitannya dengan situasi dan konteks zaman, ingin memunculkan semakin banyak persepsi-persepsi estetis yang ada di tengah masyarakat tanpa harus takut akan pembatasan dan keeksklusifan apresiasi. Estetika sosial menyadari bahwa semua karya seni patut untuk ditampilkan dan diapresiasi.
Begitu pula dengan film Fantastic Planet yang memiliki visual yang jarang ditayangkan sebagai film, namun hal itu patut untuk diapresiasi, dan memunculkan banyak persepsi estetis.
6. ANALISIS ELEMEN VISUAL GAME ‘PAMALI’DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI MIMESIS PLATO
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1670861&val=18106&title=Analisis%20Elemen%20Visual%20Game%20Pamali%20Dengan%20Menggunakan%20Pendekatan%20Teori%20Mimesis%20Plato
· Objek : Game Pamali
· Teori/Pendekatan : Mimesis Plato
Penelitian ini akan menunjukkan bahwa visual game “Pamali” adalah sebuah imitasi (tiruan) dari konsep ideal yang ada di kepala desainer game tersebut.
· Analisis :
Dalam perancangannya game “Pamali” dibuat dengan menerapkan aspek kearifan lokal pada unsur cerita, elemen visual, dan berbagai hal mendetail lainnya yang sesuai dengan realitas atau secara umum diketahui dan dimiliki oleh masyarakat. Perancangan tersebut dibuat agar pemain dapat merasakan wujud dari pengalaman mistis yang divisualisasikan kedalam sebuah game horor yang dapat memberikan kesan yang menggugah bagi para pemain.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Peneliti melakukan penelitian terhadap game Pamali dengan teori Mimesis Plato yang dimana beberapa scene dalam game tersebut terdapat adaptasi-adaptasi dari kehidupan nyata contoh seperti, pohon beringin, suasana malam yang dibuat semirip mungkin dengan suasana sebenarnya. Namun ada beberapa scene yang bentuknya merupakan repesentasi dari sesuatu yang didapat oleh inderawi sehingga bentuknya tidak realitas.
Begitu pula dengan artikel saya, film Fantastic Planet yang membahas visual-visual hasil representasi dari sesuatu yang berasal dari pemikiran si pembuat film.
7. Hasil Cek Plagiasi Representasi Probolinggo dalam Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang SongoR
http://repository.upm.ac.id/id/eprint/2648
· Objek : Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo
· Teori/Pendekatan : Teori Semiotika Charles Sanders Peirce
· Analisis :
Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa dalam seni pertunjukan musik patrol Kelabang Songo merepresentasikan Probolinggo sebagai wilayah kebudayaan masyarakat Pendalungan, yakni masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran Jawa dan Madura.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Peneliti melakukan penelitian terhadap Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo dengan teori Semiotika Charles Sanders yang merepresentasikan Probolinggo.
Begitu pula dengan artikel saya yang merepresentasikan hasil pemikiran si pembuat film Fantastic Planet.
8. Analisis Film Pendek “Lemantun” Karya Wregas Bhanuteja dengan Teori Sosiologi Sastra
http://journal.upgris.ac.id/index.php/JURNALPBSJ/article/view/10820
· Objek : Film Lemantun Karya Wregas Bhanuteja
· Teori/Pendekatan : Teori Struktural dan Pendekatan Sosiologi Sastra
· Analisis :
Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat 4 aspek kajian sosiologi sastra, diantaranya konteks sosial pengarang. Sastra digunakan sebagai cermin masyarakat, salah satunya genre sastra dan sastra mampu menampilkan keadaan masyarakat dari masa ke masa.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Teori struktural dan pendekatan tersebut digunakan dengan cara mengkombinasikan dari beberapa pendapat para ahli sastra mengenai sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyediaan data, yaitu metode dengan cara observasi dan menyimak, metode yang digunakan dalam tahap analisis data adalah metode kualitatif, sedangkan didalam tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Untuk menunjang metode-metode tersebut perlu digunakan beberapa teknik, yaitu: teknik pencatatan data, teknik transliterasi data, teknik terjemahan data, teknik deskriptif analitik data, dan deduktif induktif data.
Sedangkan artikel saya membahas film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme. Dengan memahami teori dan aliran tersebut saya dapat menganalisis film tersebut dengan meyimak dan mencari informasi-informasi yang membantu.
9. Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi
http://e-journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/PROPORSI/article/view/497
· Objek : Film Laskar Pelangi
· Teori/Pendekatan : Teori Semiotika Pierce
· Analisis :
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan pendekatan Pierce maka ditemukan banyak ikon didalam film Laskar Pelangi. Tanda-tanda tersebut mendeskripsikan makna dari keadaan, kejadian, kostum, kekayaan, nama, bakat, kemiskinan. Semangat untuk mendapatkan pendidikan tergambar jelas pada film. Tanda-tanda disajikan dengan sangat baik sehingga mampu memberikan keprihatinan mendalam terhadap tokoh anak-anak Laskar Pelangi kepada penonton. Kesenjangan sosial juga sangat dirasakan dari ikon kostum dan bangunan sekolah
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini melakukan penelitian terhadap film Laskar Pelangi dengan menggunakan teori Semiotika Pierce yang membuat peneliti dapat menyampaikan maksud atau pesan dari film tersebut dalam bentuk analisis.
Sedangkan artikel saya melakukan penelitian terhadap film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme untuk tujuan atau rumusan masalah yang sama dengan artikel ini yaitu memahami pesan yang disampaikan dari sebuah film.
10. Representasi dalam Film
http://ejurnal.uij.ac.id/index.php/PAR/article/view/832
· Objek : Film
· Teori/Pendekatan : Teori Representasi dan Pendekatan dengan Kajian Kepustakaan
· Analisis :
Artikel ini menganalisis Film melalui teori representasi. Cara yang dimaksud antara lain, dengan menerapkan metode analisis visual, analisis wacana, dan analisis konten. Analisis visual melihat representasi dari yang tampak dan memiliki tiga lingkup, yakni, produksi, persepsi penyimak, dan interpretasi peneliti. Analisis wacana melihat bagaimana makna dalam film diinterpretasikan melalui wacana yang disampaikan melalui segenap unsur audio visual. Analisis konten melihat bagaimana makna disampaikan melalui isi pesan dalam film tersebut. Analisis wacana dan analisis konten memiliki irisan kesamaan, meski ada beberapa langkah atau teori yang mendasari, yang memiliki perbedaan.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini menganalisis Film melalui teori representasi yang dimana suatu film itu berasal dari hasil pengalaman sebelumnya dan dijadikan sebagai karya yang baru/suasana baru.
Dan artikel ini menjadi pendekatan untuk artikel saya, atau awal dari pembahasan tentang apa itu Film. Tentunya menjadi sumber artikel utama sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.
11. Analisis Makna Visual Terhadap Film Joker Dengan Menggunakan Teori Encoding-Decoding
https://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/semnasdesainmedia/article/view/7026
· Objek : Film Joker
· Teori/Pendekatan : Teori Encoding dan Decoding
Teori ini menjelaskan bagaimana pesan dibuat dan dipahami dalam komunikasi. Menurut Stuart Hall, teori ini memandang bahwa setiap pesanatau makna yang disampaikan merupakan rangkaian peristiwa sosial mentah di mana terdapat ideologi di dalamnya.
· Analisis :
Joker mengisahkan tentang perjalanan kehidupan Arthur Fleck yang diperankan oleh Joaquin Phoenix, seorang komedian yang terlahir di lingkungan masyarakat menengah bawah di kota Gotham. Menjalani kehidupan yang berat pada tengah kota yg kacau balau membentuk kehidupan Arthur akrab dengan berbagai penolakan pada lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Dari analisis makna visual terhadap film Joker dengan menggunakan teori encoding serta decoding, dapat disimpulkan bahwa film ini memakai kode-kode visual seperti warna, simbol, gerak tubuh, dan ekspresi wajah untuk menyampaikan makna yang berkaitan menggunakan ideologi kekerasan, ketidakadilan, dan kritik sosial.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna visual yg terdapat pada film Joker. Penelitian ini memakai teori Analisis Resepsi Encoding Decoding oleh Stuart Hall untuk melihat makna visual pada film joker tersebut yang bisa ditinjau dengan indra penglihatan (mata) serta direspons oleh otak. Makna visual biasanya berupa gambar, simbol, warna, gerak, atau bentuk yang memiliki pesan atau informasi tertentu. dan hasil dari pembahasan untuk memberitahu bahwa Joker ialah seseorang korban dari masyarakat yang tidak peduli, tidak adil, serta tidak berperikemanusiaan.
Begitu pula dengan artikel saya, yang meneliti film Fantastic Planet untuk mengetahui pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Hanya saja menggunakan teori dan pendekatan yang berbeda, yaitu teori Psikologis dan aliran Surealisme.
12. Analisis narasi film 99 Cahaya di Langit Eropa
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/26707
· Objek : Film 99 Cahaya di Langit Eropa
· Teori/Pendekatan : Teori Analisis Narasi (narrative analysis) oleh Tvzetan Todoro.
· Analisis :
Penemuan dari penelitian dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa sangat jelas digambarkan bagaimana umat Islam di tengah wajah minusnya mesti tampil sebagai agen yang damai, agen yang penuh senyum, saling membantu untuk sesama, dan denganyang berbeda keyakinan.Setiap tahun aksi diskriminasi terhadap umat Islam kian parah. Namun demikian patut disayangkan bahwa pembela HAM di Eropa selama ini hanya merasa cukup melakukan observasi pelanggaran hak asasi manusia di luar Eropa, khususnya negara-negara yang bersebrangan dengan kebijakan barat. Diskriminasi yang diterima kelompok minoritas ini dalam hal mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, pekerjaan, perumahan dan perlindungan.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini meneliti Film 99 Cahaya di Langit Eropa dengan Tzvetan Todorov mengatakan bahwa semua cerita dimulai dengan ‘keseimbangan’ di mana beberapa potensi pertentangan berusaha ‘diseimbangkan’ pada suatu waktu. Teorinya mungkin terdengar seperti klise bahwa semua cerita punya awal, pertengahan dan sebuah akhir. Ide keseimbangan menandai sebuah keadaan, dalam sebuah cara-cara tertentu. Subjek penelitian ini adalah film 99 Cahaya Di Langit Eropa, sedangkan Objek penelitian ini adalah potongan adegan visual ataupun narasi dialog dalam film 99 Cahaya Di Langit Eropa.
Begitu pula artikel yang saya bahas mengenai beberapa adegan atau visual yang terdapat pada film Fantastic Planet dengan pendekatan aliran surealisme lewat hasil visualnya. Beda dengan pembahasan Film 99 Cahaya di Langit Eropa lewat Narasi.
13. Representasi Kekerasan Dalam Film “Liverleaf” Menggunakan Analisis Teori Semiotika John Fiske
https://repository.uksw.edu/handle/123456789/29748
· Objek : Representasi Kekerasan Film Liverleaf
· Teori/Pendekatan :Teori Semiotika John Fiske
· Analisis :
Film ini merupakan satu dari banyak film yang memperlihatkan bagaimana kekerasan terjadi di kehidupan para siswa yang tidak mendapatkan pengawasan yang baik dari gurunya, memperlihatkan perlakukan kekerasan melalui penggambaran adegan, ekspresi wajah, rasa, suasana dan suara. Hasilnya, didapati bahwa pembullyan ynag menyebabkan kekerasan fisik yang digambarkan melalui film ini salah satunya dilatarbelakangi dengan adanya campur tangan perasaan emosi yang membuat korban ingin membalaskan dendam sehingga mengakibatkan terjadi banyaknya tindakan kekerasan.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Pada penelitian ini, peneliti mengangkat rumusan masalah yaitu bagaimana level realitas adegan kekerasan dalam film Liverleaf dan bagaimana level representasi adegan kekerasan dalam film Liverleaf. Untuk mengungkap persoalan adegan-adegan kekerasan yang terkandung dalam film tersebut secara menyeluruh dan mendalam dalam penelitian ini digunakanlah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Analisis Semiotika Jhon Fiske, jenis penelitian ini untuk mengetahui kode-kode televisi dari setiap scene adegan kekerasan dalam film Liverleaf, kemudian data tersebut dianalisis dengan teori The Codes Of Televisian dari teori Jhon Fiske.
Sedangkan artikel saya mencari tau pesan apa yang disampaikan dan seperti apakah film Fantastic Planet lewat visual hasil representasi si pembuat film.
14. Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
http://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/LONTAR/article/view/352
· Objek : Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
· Teori/Pendekatan : Teori representasi Stuart Hall
· Analisis :
Analisis dari penelitian adalah representasi perempuan metropolitan dalam hidupnya yang sering menjadi kaum yang selalu merasa menjadi korban yang diwakili oleh dr. Kartini, Lastri, Ningsih, Rara, Lili, Ratna dan Yanti. dr. Kartini mewakili perempuan yang dapat bangkit dari pengalaman masa lalunya dengan menjadi seorang ginekolog. Lastri, Ningsih dan Ratna menjadi korban poligami yang dilakukan suami mereka. Rara adalah adik kandung Ratna yang menjadi korban pergaulan bebas dan hamil tanpa pertanggungjawaban dari Acin, kekasihnya. Lili adalah korban kekerasan seksual dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya. Yanti yang terpaksa menjadi seorang pramuria atau pekerja seks karena sebelumnya hanya menjadi pemuas nafsu dan pelampiasan seks dari laki-laki atau bosnya saat dirinya menjadi karyawan dan memilih hidup bebas daripada tertindas oleh kaum laki-laki.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Film yang berjudul 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita yang diproduksi oleh Production House Anak Negeri Film pada tahun 2010 ini merupakan film karya sutradara muda bernama Robby Ertanto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perempuan metropolitan di representasikan dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita. Penelitian ini menggunakan teori representasi sebagai teori utama. Teori representasi Stuart Hall yang bermaksud untuk menemukan dan melihat bagaimana penggambaran perempuan metropolitan pada film ini.
Sedangkan artikel saya yang membahas film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme untuk mengetahui pesan dan cerita seperti apa yang ingin disampaikan pada film.
15. Analisis Makna Visual Pada Poster Film Bumi Manusia
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/44780
· Objek : Poster Film Bumi Manusia
· Teori/Pendekatan : Teori Semiotika Charles Sanders Pierce
· Analisis :
Hasil dari penelitian ditemukan berbagai tanda yang memiliki keselarasan antara satu sama lain sehingga mendukung tersampainya pesan yang ingin disampaikan dalam poster film. Dapat disimpulkan bahwa visualisasi ilustrasi utama, visual pendukung, warna, serta tipografi yang ditampilkan pada visual poster Bumi Manusia memberikan gambaran tersirat mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan awal abad ke-20 antara orang pribumi dengan kolonialisme Belanda.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini membahas tentang Poster Film Bumi Manusia dengan teori Semiotika Charles Sandres Pierce dengan tujuan menyampaikan pesan yang disampakan pada poster dengan adanya tanda-tanda dalam poster yang berupa pesan sarat kandungan di baliknya.
Begitu pula artikel saya yang membahas film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme untuk mengetahui pesan dan cerita seperti apa yang ingin disampaikan pada film. Perbedaannya terletak pada media yang dipakai dan visual yang tertuang dalam film bergerak beda dengan poster.
16. Struktur Pertunjukan Kesenian Jaranan
http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/587704e04a15e29d3709aa048dcc099b.pdf
· Objek : Pertunjukan Kesenian Jaranan
· Teori/Pendekatan : Pendekatan Semantik
· Analisis:
Jaranan merupakan kesenian tradisional yang menyimpan banyak nilai spiritual di dalamnya. Sebagai sebuah kesenian tradisional jaranan memiliki banyak elemen pelengkap dalam pertunjukannya. Kelengkapan dalam pertunjukan kesenian jaranan adalah sebuah kesatuan dalam
pertunjukan, sehingga kesenian jaranan belum bisa disebut kesenian tanpa adanya kelengkapan yang saling mendukung. Adapun kelengkapankelengkapan dalam pertunjukan kesenian jaranan atara lain dalang (wiraswara), gambuh, nayaga, sinden, keempat pelengkap tersebut merupakan unsur yang harus ada dalam pertunjukan kesenian jaranan. Dalam masing-masing pelengkap mempunyai simbol makna masing-masing.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini meneliti Pertunjukan Kesenian Jaranan dengan menggunakan teori Semantik. Semantik merupakan sebuah studi tentang makna yang digunakan untuk memahami ekspresi manusia melalui bahasa. Penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan “StrukturPertunjukan Kesenian Jaranan diSanggar Tari Guntur Di Kediri”.
Sedangkan artikel saya yang meneliti film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme untuk memahami pesan dan cerita apa yang disampaikan melalui visual.
17. Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995
https://www.academia.edu/download/77452207/554-1025-1-SM.pdf
· Objek : Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995
· Teori/Pendektana : Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif.
· Analisis :
Dari hasil penelitian diketahui bahwa strategi perencanaan sanga terpengaruh oleh faktor anggaran biaya dan ketersediaan waktu produksi. Teknik produksi yang digunakan adalah teknik cetak saring dengan metode transfer. Ciri poster bergaya ilustrasi simbolik dengan dominasi garis lengkung dan siluet, tipografi memenuhi unsur legibility dan readability, namun memiliki kekurangan pada konsistensi dan proporsi anatomi huruf. Ciri tata letak menggunakan symmetrical balance.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Penelitian terhadap Poster adalah salah satu media komunikasi visual yang berfungsi sebagai media publikasi dan arsip artistik pada pertunjukan teater. Penelitian ini berfokus pada analisis visual poster pertunjukan teater yang diproduksi Teater Sunda Kiwari secara manual sejak tahun 1979-1995.
Bedanya dengan artikel saya adalah terletak pada penyampaian visualnya, karena artikel saya membahas film, jadi visual yang tertuangkan berupa animasi atau visual yang bergerak, berbeda dengan poster yang visualnya diam.
18. ANALISIS DRAMATURGI PADA VIDEO PERTUNJUKAN DRAMA “GERR” OLEH TEATER MANDIRI: PERSPEKTIF ANTONIN ARTAUD
http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/39482
· Objek : PERTUNJUKAN DRAMA “GERR” OLEH TEATER MANDIRI
· Teori/Pendekatan : Penelitian Kualitatif Deskriptif
· Analisis :
Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan beberapa dramaturgi Antonin Artaud melalui Theatre of Cruelty. Dalam Theatre of Cruelty, terdapat dua aspek dalam pertunjukan drama “Gerr” oleh Teater Mandiri yang dibagi menjadi Teater dan Kekejaman. Bagian Teater, terdapat dua aspek yaitu, kekacauan (chaos) dan anti-kemapanan. Sedangkan bagian Kekejaman, terdapat lima aspek yaitu, erotisme, sadisme, suka melamun, penghancuran nilai-nilai moral, dan kemunafikan sosial.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Penelitian ini membahas tentang dramaturgi pada video pertunjukan drama “Gerr” oleh Teater Mandiri berdasarkan perspektif Antonin Artaud. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan dramaturgi yang diterapkan pada video pertunjukan drama “Gerr” oleh Teater Mandiri berdasarkan perspektif Antonin Artaud. Data diperoleh dengan metode studi pustaka, studi dokumenter, dan studi observasi. Metode analisis data menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis data.
Sedangkan artikel saya meneliti film Fantastic Planet dengan tujuan untuk mengetahui pesan dan cerita seperti apakah film tersebut dengan teori psikoligis dan aliran surealisme melalui visual gambar bergerak layaknya pertunjukan.
19. Analisis Semiotik Mantra Dalam Pertunjukkan Kuda Lumping Di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar
https://repository.uir.ac.id/7648/
· Objek : Pertunjukkan Kuda Lumping Di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar
· Teori/Pendekatan : Pendekatan Kualitatfii dan Metode Deskriptif
· Analisis :
Mantra merupakan puisi kuno tertua di Indonesia yang merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang mengandung kekuatan gaib dan magis, mantra hanya diucapkan oleh dukun atau pawangnya dan orang yang mengetahui tata cara penggunaannya. Dari hasil pengolahan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ikon pada mantra dalam pertunjukan kuda lumping di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar terdapat pada tulisan “ingsun (saya), cambuk ( cambuk), moloekat (malaikat), udan (hujan), palem kuning (kuning palem), lintang (bintang).(2) Indeks mantra dalam pertunjukan kuda lumping di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar adalah terdapat pada kata-kata “Ingsun amatek aji kulhu sungsang (saya berniat membaca tato yang ditelan terbalik), saya rela berpindah dari ojo ke nibo hingga setetes nibo (akan saya hilangkan). hujan tidak turun setetes pun), (3) Simbol pada mantra dalam pertunjukan kuda lumping di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar terdapat pada kata “raja (raja), sangi bumi kaki bumi (nenek bumi kaki bumi ), daun palem kuning (daun palem kuning), abang lombok (cabai merah).
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini mencari tau Mantra apa yang dimaksud dalam pertunjukan Kuda Lumping dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif.
Sedangkan artikel saya mencari tau pesan dan cerita apa yang disampaikan pada film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme. Kedua artikel ini sama-sama mengkaji sebuah pertunjukan, bedanya terletak pada cara penyampaiannya.
20. PENYAMPAIAN PESAN AKHLAK MELALUI PERTUNJUKAN WAYANG KANCIL DALAM PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI (STUDI TERHADAP LAKON KANCIL NYOLONG TIMUN OLEH KI LEDJAR SOEBROTO)
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16630/
· Objek : Pertunjukan Wayang Kancil
· Teori.Pendekatan : Teori Semiotik Pendekatan Deskriptif Kualitatif
· Analisis :
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya bentuk komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan akhlak melalui pementasan cerita Kancil Nyolong Timun adalah 1) Komunikasi verbal pada penyampaian akhlak kepada Allah SWT tidak ditemukan adanya Komunikasi verbal, pada penyampaian akhlak kepada sesama makhluk adalah berbicara dalam bentuk komunikasi aktif dan komunikasi verbal pada pada penyampaian akhlak kepada lingkungan adalah berbicara dalam bentuk komunikasi aktif antara Pak Tani dan petani lain. 2) Komunikasi non-verbal pada penyampaian Akhlak kepada Allah SWT digambarkan melalui gunungan wayang kancil ditunjukkan daya tarik fisik yang ditunjukkan melalui fisik gunungan dengan bentuk segi lima dan memiliki gambar pohon dan binatang. Komunikasi non-verbal pada penyampaian akhlak kepada sesama makhluk adalah gerak isyarat melalui figur kancil dan Pak Tani melalui gerakan tangan Pak Tani. Komunikasi non-verbal pada penyampaian akhlak kepada lingkungan adalah gerak isyarat yang ditunjukkan kancil ketika memakan ketimun warga.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi bentuk komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan akhlak melalui pementasan cerita Kancil Nyolong Timun pada seni Wayang Kancil. Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis semiotik yang berpijak pada teori yang dikemukakan oleh Roland Barthes tentang sistem pertandaan.
Sedangkan artikel saya mencari tau pesan dan cerita apa yang disampaikan pada film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme. Kedua artikel ini sama-sama mengkaji sebuah pertunjukan, bedanya terletak pada cara penyampaiannya.
21. Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin
https://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/1692
· Objek : Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin
· Teori/Pendekatan : Pendekatan dengan aliran Realis dan Surealis dan metode Observasi
· Analisis :
Pameran bertajuk “Laku” ini merupakan wujud eksistensi Arifin sebagai seorang seniman,
bukan semata-mata hanya untuk mencari ketenaran dalam hidup, melainkan bagaimana
Arifin mampu memindahkan nilai-nilai, sifat, dan perilaku-perilaku positif yang disampaikannya
dalam pameran melalui sentuhan artistik ke dalam lukisannya yang ia sebut sebagai lukisan realis. Wujud dari pandangan atau tatapan laki-laki (the male gaze) terlihat ketika Arifin merepresentasi
perempuan sebagai subjek untuk membicarakan perihal tubuh dan ketubuhannya. Dalam lukisan
yang berjudul Dialog Imajiner; Women Power; dan Power of Love, Arifin menunjukkan peran perempuan sebagai figur yang independen, kuat, dan santun. Perempuan sebagai seseorang yang
terbuka pikirannya, mampu menerima masukan, kritikan, dan akan selalu berbenah diri. Kekuatan
dan kelembutan inilah yang dijadikan Arifin sebagai dualitas untuk membangkitkan semangat
perempuan dalam meraih impiannya.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa lukisan menjadi salah satu media ungkap dan ekspresi diri sang seniman dalam menyampaikan dan menyematkan setiap ide dan gagasannya secara artistik. Namun, ketika perempuan dijadikan objek dalam lukisan dan diwujudkan dengan memberikan kesan yang mengarah pada pencitraan gender.
Begitu pula dengan artikel saya yang memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu sama-sama menggunakan pendekatan dengan aliran surealisme, yang dimana suatu karya diciptakan berdasarkan ekspresi diri sang seniman dan merepresentasikan dalam bentuk baru. Bedanya artikel saya meneliti film Fantastic Planet, sedangkan artikel ini meneliti lukisan.
22. Unsur-Unsur Surealisme dalam Puisi “Syaiun Sayabqa Bainana” Karya Faruq Juwaidah
https://journal.umgo.ac.id/index.php/AJamiy/article/view/2082
· Objek : Puisi “Syaiun Sayabqa Bainana” Karya Faruq Juwaidah
· Teori/Pendekatan : Pendekatan Kualitatif
Yang mana pendekatan ini berupa informasi atau data yang dikumpulkan berwujud kata-kata, analisis yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan logika.
· Analisis :
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa unsur surealisme yang mana di antaranya adalah mempunyai unsur asosiasi bebas. Asosiasi bebas dalam puisi ini yang bermakna “laut dan pantai” terdapat unsur surealisme, yang mana laut sendiri suatu hamparan yang luas yang dapa memberikan kebebsan hidup bagi yang hidup di laut. Setelah melakukan analisis surealisme dalam puisi “Syaiun Sayabqa Bainana” Karya Faruq Juwaidah.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan unsur unsur-unsur surealisme yang terdapat pada puisi “Syaiun Sayabqa Bainana”. Penelitian ini menggunakan pradigma penelitian konstruktivis, sedangkan Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan teori Surealisme dalam penelitian ini dikarenakan karya Faruq Juwadah banyak mengandung unsur-unsur khayalan yang digunakan dalam ungkapan puisi yang ditulisnya.
Begitu pula dengan artikel saya yang memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu sama-sama menggunakan pendekatan dengan aliran surealisme, yang dimana suatu karya diciptakan khayalan seseorang dan merepresentasikan dalam bentuk baru. Bedanya artikel saya meneliti film Fantastic PlaneT melalui visual, sedangkan artikel ini meneliti puisi melalui tulisan.
23. Surealisme Dalam Jogja Video Mapping Project 2019
https://www.uc.ac.id/envisi/wp-content/uploads/ENVISIVCD-2020-P026-Wegig-Murwonugroho-Surealisme-Dalam-Jogja-Video-Mapping-Project-2019.pdf
· Objek : Jogja Video Mapping Project 2019
· Teori/Pendekatan : Metode intertekstualitas dan pendekatan aliran surealisme
· Analisis :
Konsep surealisme memunculkan kebanalan visual, erotisme, fantasi yang divisualisasikan secara metaphor. Temuan di dalam penulisan ini terlihat bahwa surealisme telah berkembang hingga ke ranah seni digital. Gagasan surealisme berupaya menyentuh alam bawah sadar manusia, memvisualisasikan erotisme, mengangkat kembali mimpi, memunculkan fantasi liar, yang dituturkan secara metaforik. Dari video mapping yang ditampilkan terlihat video mapping. Keberhasilan sebuah karya seni dan desain dikarenakan adanya proses produksi yang tidak lagi linier. Tidak perlu mendikotomikan materi dan konsep, antara materi fisik dan konten. Di antara semua komponen saling mengisi, dan saling berinteraksi.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Video mapping adalah karya seni gambar bergerak yang diproyeksikan pada bangunan sebagai layar. Pada event Jogja Video Mapping Project “SUMONAR” 2019 terlihat adanya komodifikasi tanda yang mengarah kepada visualisasi bentuk imajinatif. Gaya surealisme telah menginspirasi terciptanya transformasi karakter yang membawa penonton masuk ke alam bawah sadar imaginative.
Begitu pula dengan artikel saya yang memiliki pendekatan yang sama yaitu aliran surealisme untuk mencari tahu pesan apa yang disampaikan pada film Fantastic Planet.
24. Adaptasi Surealisme dalam Rancangan Arsitektur
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/336
· Objek : Rancangan Arsitektur
· Teori/Pendekatan : Aliran Surealisme
· Analisis :
Surealisme dan arsitektur mungkin dua hal yang bertolak belakang tetapi jika kita memandangnya dari kaca mata seni maka dua bentuk ini dapat dijadikan satu adaptasi yang dapat memenuhi keinginan psikologis manusia. Karena di setiap ambisi manusia pasti tersimpan satu mimpi. Mimpi yang kita peroleh dari alam bawah sadar yang kerap kali kita anggap itu hanya hal yang biasa-biasa saja. Padahal di balik hal yang biasa terkandung suatu hal yang fantastis. Adaptasi arsitektur dalam surealisme kiranya dapat menjadi suatu tema baru dalam arsitektur. Manifestasi ini selayaknya dipergunakan untuk ruang lingkup seni dan arsitektur saja karena surealisme memiliki nilai estetis dalam dua hal tersebut. Surealisme tidak bias diterapkan sepenuhnya dalam
kehidupan manusia karena manusia yang hanya bias bermimpi tanpa menerapkannya sama saja dengan mendustai dan membodohi diri sendiri.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini membahas tentang bagaimana jika hal yang tergambar di alam bawah sadar kita dijadikan sebuah karya, seperti arsitektur. Maka bentuk bangunan tersebut terinspirasi dari aliran surealisme.
Begitu pula dengan artikel saya yang membahas film Fantastic Planet dengan pendekatan aliran surealisme karena banyak visual yang berasal dari hasil imajinatif si pembuat film.
25. Kesenian Rengganis sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik
http://journal3.um.ac.id/index.php/fs/article/view/2722
· Objek : Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis
· Teori/Pendekatan : Metode Alma Hawkins
Meliputi tiga tahap yakni eksplorasi, improvisasi dan pembentukan.
· Analisis :
Kesenian Rengganis adalah seni pertunjukan berbentuk drama tari lakon yang merupakan akulturasi kebudayaan jawa dengan kebudayaan osing. Kesenian ini disebut juga kesenian Praburoro yang berasal dari kata ‘Prabu’ berarti raja dan ‘Rara’ berarti perempuan, sehingga Praburoro berarti raja perempuan. Kesenian tersebut dapat ditampilkan dengan berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk karya seni lukis. Dalam penelitian ditemukan permasalahan bahwa kesenian Rengganis tidak lagi dikenal akibat tereduksi oleh kesenian lain yang serupa yakni Seni Janger yang lebih populer hingga saat ini. Penekanan dalam penelitian ini ini terletak pada jenis karyanya, yaitu seni lukis. Seni lukis merupakan suatu kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu. Ditemukan hasil bahwa filosofi kesenian Rengganis dapat disampaikan melalui seni lukis surealisme.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu mengenalkan kembali kesenian Rengganis dalam karya lukisan surealistik. Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
Dan artikel saya melakukan pendekatan yang sama yaitu dengan aliran surealisme yang menurut saya dapat menjelaskan pesan yang disampaikan pada film Fantastic Planet melalui visual-visual yang berasal dari khayalan si pembuat film.
26. Analisis Unsur Surealisme dalam Novel Umibe no Kafuka Karya Murakami Haruki
https://journal.unpak.ac.id/index.php/Idea/article/view/1825
· Objek : Novel Umibe no Kafuka Karya Murakami Haruki
· Teori/Pendekatan : Teori yang digunakan meliputi tokoh dan penokohan, latar, surealisme dan psikoanalisis Jacques Lacan.
· Analisis :
Hasil analisis yang diperoleh adalah unsur surealisme yang terdapat pada sifat dan perilaku tokoh serta latar merupakan pengaruh dari proses pembentukan identitas tokoh utama. Proses pembentukan identitas maupun unsur surealisme, keduanya dibentuk oleh alam sadar manusia.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini dan artikel saya menggunakan pendekatan cara yang sama dalam meyelesaikan rumusan masalah, yaitu dengan menggunakan aliran surealisme yang dimana hasil visual, sifat, tokoh yang terciptakan bersalah dari alam bawah sadar.
27. Representasi Mooi Indie dalam Lukisan Jelekong
https://journal.isi.ac.id/index.php/ars/article/view/5715
· Objek : Lukisan Jelekong
· Teori.Pendekatan : Aliran Surealisme
· Analisis :
Lukisan Jelekong yang dihasilkan pada tahun2019 dan 2020 menggambarkan objek khas yang sering dilukiskan seniman Mooi Indie, yaitu gunung, sawah dan pohon, serta objek gambar lain yang dapat menampilkan pemandangan alam Indonesia yang hijau, namun keindahan alam yang dilukiskan seperti alam yang dimiliki negaranegara Eropa, seperti ciri khas lukisan Mooi Indie. Selain itu, lukisan Jelekong yang dihasilkan pada tahun 2019 dan 2020 seringkali menampilkan pemandangan alam yang berbeda dengan pemandangan alam di Kampung Jelekong, yang mana area persawahan Jelekong tidak terlalu dekat dengan gunung, tidak terdapat sungai yang menjadi pemisah antara sawah di bagian kanan dan kiri dan juga tidak dikelilingi oleh pepohonan yang lebat seperti yang sering digambarkan dalam lukisan Jelekong. Sehingga peneliti berkesimpulan bahwa lukisan Jelekong merupakan lukisan imajiner yang kemungkinan pelukis membayangkan alam di luar Kampung Jelekong atau sering melihat lukisan pemandangan Barat yang kemudian dituangkan dalam lukisan Jelekong.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini menggunakan pendekatan dengan teori representasi dalam meneliti Lukisan Jelekong, karena peneliti mendapatkan fakta sebenarnya bahwa hasil lukisan yang dibuat itu tidak seperti keadaan sebenarnya, yang berarti berasal dari imajinatif sang seniman/pelukis. Namun bentuk visual yang dihasilkan masih terbilang normal.
Sedangkan artikel saya, menggunakan pendekatan aliran surealisme dalam meneliti Fantastic Planet yang memiliki bentuk/visual yang tidak biasa (aneh) karena itu cara si pembuat film merepresentasikan hasil imajinasinya/khayalan. Namun hal itu bisa dikaji dengan melakukan pendekatan yang cocok sehingga rumusan masalah dapat terjawab.
28. ANALISIS SEMIOTIK VIDEO KLIP BTS “BLOOD, SWEAT AND TEARS” SEBAGAI REPRESENTASI MASA MUDA
http://www.e-jurnal.stkippgrisumenep.ac.id/index.php/ESTETIKA/article/view/106
· Objek : Video Klip BTS :Blood, Sweat and Tears
· Teori/Pendekatan : Pendekatan penelitian kualitatif interpretative dan semiotika Roland Barthes.
· Analisis :
Hasil penelitian menunjukkan adanya gambaran Profil BTS dan 20 scene dalam video klip BTS Blood, Sweat and Tears yang menjadi tanda denotatif konotatif dan mitos sebagai representasi masa muda. Kesimpulan penelitian ini adalah video klip BTS Blood, Sweat and Tears menggambarkan masa muda adalah proses bertumbuh, masa penuh gejolak dan keinginan, yang disimbulkan dengan sayap (wings), semakin besar godaan maka akan semakin memikirkan dan semakin terombang-ambing. Masa muda direpresentasikan sebagai masa dimana seseorang berfikir, memilih dan tumbuh. Masa muda adalah masa menemukan jati diri, Kebebasan masa muda dan keberanian melakukan hal-hal yang disukai.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini meneliti pada video klip musik BTS yang berjudul Blood, Sweat and Tears, yang dimana peneliti meyakini bahwa adegan-adegan yang terdapat pada video klip itu hasil representasi masa muda sesorang, masa dimana seseorang berfikir, memilih dan tumbuh. Masa muda adalah masa menemukan jati diri, Kebebasan masa muda dan keberanian melakukan hal-hal yang disukai.
Sedangkan artikel saya membahas film Fantastic Planet yang merepresentasikan hasil imajinatif si pembuat film ke dalam bentuk visual bergerak/animasi, yang mungkin si pembuat film menggambarkan keadaan di sebuah planet.
29. Analisis Representasi Surealisme Dalam Film Being John Malkovich (1999)
http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/4558
· Objek : Film Being John Malkovich (1999)
· Teori/Pendekatan : Metode deskriptif kualitatif dan pendekatan semiologi Ferdinand de Saussure
· Analisis :
Analisis terhadap film Being John Malkovich mulai dapat dilakukan setelah peneliti mendeskripsikan secara detail naratif pada film ini. Selain deskripsi naratif, hal lain yang dibutuhkan analisis ini adalah pendataan film. Maksud daripada pendataan film yakni menjadikan film sebagai sebuah data layaknya objek penelitian. Pendataan ini dilakukan dengan cara membagi film ke dalam empat babak secara keseluruhan dan membedahnya menggunakan pendekatan konsep penanda-petanda Saussure dan semiologi film Metz. Pendataan ini dimaksudkan untuk menelaah bagaimana bahasa film maupun penanda-penanda lain beroperasi dalam memaparkan sejumlah ide.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Penelitian ini meletakkan perhatian pada representasi surealisme dalam film produksi Hollywood. Film Being John Malkovich menjadi objek yang diteliti dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pendekatan penelitian menggunakan semiologi Ferdinand de Saussure untuk menganalisa teks (terlihat dalam film) yang secara sederhana, petanda (signified) lebih mengacu pada ‘konsep’, sedangkan penanda (signifier) lebih pada aspek materi dari ‘konsep” yang terdiri dari audio dan visual. Selanjutnya, konsep representasi digunakan dalam tahapan analisis wacana pembacaan lanjutan dari hasil analisi teks dengan analisis bahasa film Christian Metz. Unsur surealisme dapat dilihat pada aspek naratif yakni plot cerita dan karakter, serta dari segi sinematik yakni setting, kostum, pemain dan pergerakannya, serta dialog.
Begitu pula dengan artikel saya, menggunakan pendekatan representasi dan aliran surealisme yang terdapat pada film Fantastic Planet dari imajinatif si pembuat film yang dapat di temukan pada visual-visual yang dihasilkannya.
30. Kucing Sebagai Sumber Inspirasi Karya Lukis Surelis
http://repository.unp.ac.id/id/eprint/47645
· Objek : Karya Lukis representasi dari Kucing
· Teori/Pendekatan : Metode yang digunakan dalam pembuatan karya ini melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan persiapan, tahapan elaborasi, tahapan sintesis, tahapan realisasi konsep, tahapan penyelesaian. Dan pendekatan aliran surealisme.
· Analisis :
Karya ini adalah gambaran interaksi perilaku kucing dengan manusia (pemelihara) dan masyarakat setempat terhadap keberadaan kucing, sehingga dari perilaku tersebut dapat diambil nilai moral dalam menjalani kehidupan sehari- hari, agar bertanggungjawab terhadap hewan peliharaan dan menumbuhkan rasa tolong-menolong bukan hanya manusia kepada manusia lain tetapi manusia lingkungan hidup. Kucing sebagai objek inspirasi bertujuan untuk pencapaian gagasan ide agar dapat direspon sesuai dengan makna, sehingga menimbulkan efek artistik dan karakteristik tertentu.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini membahas tentang karya lukis yang bertujuan untuk memvisualisasikan dan mengekspresikan rasa ketertarikan penulis terhadap kucing dengan gaya surealis. Pembuatan lukisan ini menggunakan pendekatan surealis, yaitu melukis dengan teori psikologi Freud. Psikologi ini mengeksplorasi alam bawah sadar dan citra mimpi manusia sebagai salah satu penggambaran dari hasrat manusia.
Begitu pula dengan artikel saya yang bertujuan untuk mengetahui pesan dan mencoba memahami apa yang disampaikan pada film Fantastci Planet melalui visual bergerak atau film dengan pendekatan surealisme.
Komentar
Posting Komentar